No Yolo No Fomo, You Can Still Live Anyway


Aktivitas pagi hari diawali dengan bergegas melihat handphone yang sengaja diletakkan disamping kasur. Sesederhana karena biar kedengeran suara alarm aja. Ya walaupun denger pun suka langsung di jeda biar bisa tidur lebih pulas dan bangun 1 jam lebih lama dari jadwal alarm. Kebiasaan emang.
Tapi, emang bener kok kalau handphone sengaja ditaruh di samping kasur biar lebih gampang. Gampang ngambilnya buat terus update sama informasi. Baik informasi di kantor atau yang lagi ramai di media sosial. Pokoknya semuanya biar lebih gampang aja.
Hari ini dimulai dengan trending topic seri terbaru dari salah satu brand terkemuka. 3 varian langsung diluncurkan dengan spesifikasi dan harga yang berbeda-beda. Tujuannya lagi-lagi biar bisa jadi pilihan untuk segera dipinang. Di story selanjutnya, teman-teman lagi posting serunya liburan di Lombok, Bali dan Labuan Bajo. Seru banget pokoknya!
Setelah lihat rentetan postingan pagi hari, mendadak perasaan jadi cemas. Seakan-akan sudah banyak tertinggal dan merasa harus segera memenuhi hasrat untuk segera meminang hal-hal baru biar keliatan up to date. Waspadai sedari awal, kalau yang satu ini bisa jadi kamu lagi terkena sindrom FOMO atau YOLO.
Sering dengar tapi kurang paham artinya? santai, di artikel ini kamu akan memahaminya. Kata FOMO memiliki arti Fear Of Missing Out yang dapat diartikan secara singkat sebagai ketakutan akan ketertinggalan. Hal ini dipicu karena tidak terlibatnya seseorang pada suatu perkumpulan atau agenda. Gampangnya nih, ketika kamu gak diajak jalan sama teman-teman atau skip menghadiri agenda yang mana hanya kamu aja yang gak hadir. Beda dengan YOLO yang memiliki arti You Only Live Once. Sebenarnya makna ini dalam banget, dimana dengan kalimat ini kamu mampu break the limit dan mengatur waktu lebih baik lagi.
Tapi, gak jarang implementasi YOLO bisa berujung dengan ketidak stabilan kesehatan dompet atau rekening kamu. Hal ini bisa dipicu dengan makna yang sedikit bergeser dari makna sebenarnya. Dimana ketika kamu sudah mulai tergoda dengan hari terakhir promo belanja sehingga langsung muncul kalimat yaudah sih hidup cuma sekali doang! atau beli aja deh daripada kepikiran, gak bisa tidur.
Kekhawatiran berlebih akan ketertinggalan bikin beberapa orang langsung segera mewujudkan hasratnya. Apapun itu dengan alasan yang beragam, mulai dari takut tertinggal atau sesederhana karena takut kepikiran yang berujung gak bisa tidur. Sebenarnya sah-sah aja beli apapun yang kalian mau. Asalkan telah menyediakan dana khusus atau tidak akan mengganggu kesehatan tabungan pasca belanja. Harusnya belanja bisa bikin kamu senang luar dalam, ya dalam hati, ya dalam dompet. Biar dobel-dobel gitu maksudnya.
Biar bikin stabil keuangan dan emosi kamu saat melihat yang baru-baru, ada kalanya kamu menerapkan konsep JOMO atau Joy Of Missing Out. Lawan dari FOMO, JOMO dimaknai sebagai usaha untuk hidup lebih santai, menerima dan mensyukuri keadaan, hidup lebih sehat dan tidak terobsesi mengikuti tren yang ada di media sosial. Tidak ada yang benar-benar mampu menghindari FOMO sedangkan informasi terus dipasok dalam balutan ekonomi digital yang berpijak pada eksploitasi perhatian pemegang gawai. Disisi lain, kamu bisa menumbuhkan kesadaran bahwa masih bisa menjadi asyik ketika “ketinggalan jaman”. Dimana kamu sudah mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan tanpa menanggalkan keselarasan kemampuan untuk mencapainya.